Langsung ke konten utama
Cerpen 1

Keheningan membungkus kehadiranku, satu dua tiga empat lima ... Aku menghitung berlian di atas sana, bodoh memang, menghitung bintang sama saja dengan menunggu domba melahirkan anak ayam, tapi sungguh, tadi itu menyenangkan. Kali ini aku mencoba memahami situasi yang ada, desiran angin membelai halus pipiku, gemericik air yang bertabrakan bagai senandung di indra pendengaran, penerangan hanya berasal dari setengah purnama, kaki dingin yang di balut air bening sungai membawaku ke ruang imajinasi. Andaikan hidup se-menenangkan ini. Aku tidak akan pernah beranjak, tapi aku manusia yang mempunyai nafsu, jika lapar bagaimana?
Belum sempat aku memikirkan pangeran dambaan, tiba-tiba saja aku terperosok ke sungai
"Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!" tidak ada siapa-siapa sekarang, aku mencoba menapik-napik tanganku, barangkali aku bisa minggir dari sungai, gagal. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada sesuatu yang mengapung seperti di film Titanic, yang bisa kulakukan sekarang hanya menangis. Kok, air sungai ini terasa hangat.
Tiba-tiba saja seseorang menarik tanganku lalu mencubitiku, oh tidak!
"Aw ... Aw ... Aw!" aku berteriak kesakitan.

"Sukurin, salah siapa ngompol!"

"Hah?" aku menatap lantai yang sudah basah, dibawah sana ada guling juga. Jadi aku terjatuh dari kasur dan ngompol di lantai?


Memalukan


26 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita singkatku

Assalamu’alaikum Ini adalah tulisan pertama saya,dan tulisan ini berdasarkan kisah nyata. Ini adalah sebagian dari kisah saya. Semoga bisa di ambil hikmah nya. Amin Aku Ana Ulfatu Khasyanah,biasa di panggil Ana. Lahir di kota Nganjuk,tanggal 15 Januari 2001. Saat itu bermula waktu aku mulai memasuki Sekolah Menengah Pertama(SMP). Saat pendaftaran di mulai aku senang, karena aku akan melanjutkan di sekolah favorit yang aku inginkan,tetapi sayang, semua itu tidak sejalan dengan apa yang aku fikirkan. Ibu menyuruh aku untuk melanjutkan di sekolah berbau islam alias MTs(madrasah Tsanawiyah). Yang benar saja,aku dan ibu bertentangan saat itu juga,bagaimana tidak? Aku juga di suruh untuk mondok ,dan akhirnya aku mengalah, lalu beberapa minggu kemudian aku berangkat ke Pesantren. Hari pertama puasa aku di pesantren,aku merasa sangat risih dengan lingkungan setempat nya dan juga makanan nya yang sama sekali tidak aku suka.dan malam nya hujan deras,air hujan masuk ke dalam pesa

Nyesel muji

Assalamualaikum Ini adalah tulisan kedua saya,semoga bisa di ambil hikmah nya..Amin Ifa. Itulah nama panggilan perempuan cantik yang bekerja sebagai asisten rumah Tangga,setiap hari dirinya bekerja dengan merawat anak Majikan nya. *di suatu sore *ting ting ting (suara mangkok yang di pukul dengan sendok) Ifa merasa lapar dan akhirnya dirinya pergi untuk membeli bakso yang setiap hari melewati rumah majikan nya itu. "beli" Teriak Ifa lalu menghampiri tukang Bakso. "beli bakso Putihan,seperti biasanya mas" ucap Ifa kepada penjual bakso "eum eh?" Ifa merasa ada yang aneh ternyata penjual bakso nya bukan bapak-bapak seperti biasanya,melainkan pemuda tampan. "bakso yang seperti biasanya itu yang bagaimana mbak,maaf saya tidak tahu,hari ini Bapak sedang sakit makanya untuk beberapa hari saya yang akan menggantikan bapak" ujar anak penjual bakso "ohh pantas saja wajah kamu asing" ujar Ifa "bakso egk pake Mie,kubisnya sedikit t