Langsung ke konten utama

Nyesel muji

Assalamualaikum

Ini adalah tulisan kedua saya,semoga bisa di ambil hikmah nya..Amin

Ifa. Itulah nama panggilan perempuan cantik yang bekerja sebagai asisten rumah Tangga,setiap hari dirinya bekerja dengan merawat anak Majikan nya.
*di suatu sore
*ting ting ting (suara mangkok yang di pukul dengan sendok)
Ifa merasa lapar dan akhirnya dirinya pergi untuk membeli bakso yang setiap hari melewati rumah majikan nya itu.
"beli" Teriak Ifa lalu menghampiri tukang Bakso.
"beli bakso Putihan,seperti biasanya mas" ucap Ifa kepada penjual bakso
"eum eh?" Ifa merasa ada yang aneh ternyata penjual bakso nya bukan bapak-bapak seperti biasanya,melainkan pemuda tampan.
"bakso yang seperti biasanya itu yang bagaimana mbak,maaf saya tidak tahu,hari ini Bapak sedang sakit makanya untuk beberapa hari saya yang akan menggantikan bapak" ujar anak penjual bakso
"ohh pantas saja wajah kamu asing" ujar Ifa "bakso egk pake Mie,kubisnya sedikit tidak usah pakai seledri" lanjut Ifa menjelaskan
Lalu penjual bakso itu membungkuskan sesuai yang di perintah Ifa
"ini bakso nya mbak"sambil menyodorkan Baksonya "Adik nya cantik ya mbak " ujar anak penjual bakso "ohhh ini"sambil melihat anak majikan nya "ini bukan adik saya mas,ini anak Majikan saya " Lanjut Ifa menjelaskan sambil tersenyum
"ohhh anak Majikan,Iyaaaa tetep aja adik nya cantik,tetapi lebih cantik lagi yang gendong" canda penjual bakso nya yang membuat Ifa tersipu malu.
"eh si Mas bisa aja ehehe.. Kan jadi malu..tetapi iya sih mas,Banyak yang bilang saya itu cantik,padahal saya itu gadis desa loh,banyak yang bilang persis Juwita Bahar,kadang ada yang bilang persis Pretty Zinta" cerocos Ifa tak sadar
Anak Penjual bakso itu hanya menggumam "itu mbak nya ngomong apaan sih"
"mas nya kalo pengen putih kayak saya luluran aja mas ,bagus buat Kulit,Lulur bengkoang bisa,Lulur pake tepung beras juga bisa,itu adem mas di kulit.pakai aja mas.biar bersih seperti saya"ujar Ifa menjelaskan tanpa melihat raut muka anak penjual bakso yang sudah malas mendengar celotehan nya.
"iya sudah mas ini uang nya" lalu Ifa menyodorkan uang yang cukup dan pergi tetapi sebelum nya berkata "makasih ya mas karena udah di bilang cantik,ngomong-ngomong mas nya juga cakep ehehehe" seusai kepergian Ifa anak Penjual itu berujar "nyesel muji"

Sekian,terima kasih

Wassalamu'alaikum😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita singkatku

Assalamu’alaikum Ini adalah tulisan pertama saya,dan tulisan ini berdasarkan kisah nyata. Ini adalah sebagian dari kisah saya. Semoga bisa di ambil hikmah nya. Amin Aku Ana Ulfatu Khasyanah,biasa di panggil Ana. Lahir di kota Nganjuk,tanggal 15 Januari 2001. Saat itu bermula waktu aku mulai memasuki Sekolah Menengah Pertama(SMP). Saat pendaftaran di mulai aku senang, karena aku akan melanjutkan di sekolah favorit yang aku inginkan,tetapi sayang, semua itu tidak sejalan dengan apa yang aku fikirkan. Ibu menyuruh aku untuk melanjutkan di sekolah berbau islam alias MTs(madrasah Tsanawiyah). Yang benar saja,aku dan ibu bertentangan saat itu juga,bagaimana tidak? Aku juga di suruh untuk mondok ,dan akhirnya aku mengalah, lalu beberapa minggu kemudian aku berangkat ke Pesantren. Hari pertama puasa aku di pesantren,aku merasa sangat risih dengan lingkungan setempat nya dan juga makanan nya yang sama sekali tidak aku suka.dan malam nya hujan deras,air hujan masuk ke dalam pesa
Cerpen 1 Keheningan membungkus kehadiranku, satu dua tiga empat lima ... Aku menghitung berlian di atas sana, bodoh memang, menghitung bintang sama saja dengan menunggu domba melahirkan anak ayam, tapi sungguh, tadi itu menyenangkan. Kali ini aku mencoba memahami situasi yang ada, desiran angin membelai halus pipiku, gemericik air yang bertabrakan bagai senandung di indra pendengaran, penerangan hanya berasal dari setengah purnama, kaki dingin yang di balut air bening sungai membawaku ke ruang imajinasi. Andaikan hidup se-menenangkan ini. Aku tidak akan pernah beranjak, tapi aku manusia yang mempunyai nafsu, jika lapar bagaimana? Belum sempat aku memikirkan pangeran dambaan, tiba-tiba saja aku terperosok ke sungai "Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!" tidak ada siapa-siapa sekarang, aku mencoba menapik-napik tanganku, barangkali aku bisa minggir dari sungai, gagal. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada sesuatu yang mengapung seperti di film Titanic, yang bisa kulak